Senangnya hatiku, bisa tahu aku hamil. Apalagi suami dan papaku. Suamiku yang lebih dulu tahu aku hamil. Aku di sayangi lagi oleh suamiku. Emosinya mulai bisa dikontrol kembali. Karena kondisi tubuh terasa sehat, aktivitas di jalani terus. Karena melihat suami yang pengen makan kue, teman dan mertua mau ulang tahun, kebetulan hari tersebut kondisi sehat, jadi aktivitas jalan terus.
Tak disangka sama sekali, janinku yang terasa tidak rewel. Ternyata sangat lemah. Dan akhirnya terjadi keguguran. Sakitnya sangat sangat di tubuhku. Sampai satu minggu, begitu sangat sakit. Apalagi baru 3 hari keguguran, suami yang stress dengan pekerjaan, mulai marah marah lagi. Sakit kepala yang kurasakan begitu sangat dalam. Sakitnya sudah tak terhankan. Mulai nyut nyutan. Tuhan tolonglah aku. Sembuhkan sakitku. Tuhanku ampunilah aku. Ampunilah jiwaku…..Oooohhhhh sakitnyaaaaaaaaaaaaa……..
Selama ini aku hanya bisa diam. Saya merasa sudah tidak tahan lagi. Tidak tahan dengan kata-kata yang selalu menyakitkan. Seperti ada dorongan untuk mengeluarkannya. Tapi aku juga sangat takut, jika bisa menjadi fatal. Karena tidak tahan lagi, tidak tahan dengan kata-kata “pisah”yang selalu dikumandang padaku, akhirnya aku mengeluarkan uneg-unegku. Aku hanya bisa mengatakan, “kamu pikir aku barang? tidak pernah bisa menghargaiku”. Cuman di jawab “itulah bodohnya kamu”. Akhirnya kita terdiam…sakit hatiku. Akhirnya aku tertidur karena capek menangis. Aku tidak tahu mengapa bisa kualami. Mendapatkan suami yang suka stress, mendapakan suami yang begitu mudah berkata cerai, mendapatkan suami yang tidak menghargai kekuranganku. Oh. Tuhanku…Terima kasih atas semua yang Engkau berikan padaku. Terima Kasih Tuhanku… Karena semuanya ini bisa membuatku lebih dekat denganMu. Walaupun aku tahu aku belum terlalu dekat denganMu. Tapi KasihMu begitu besar dalam hidupku.
Mampukan aku menjalani semua ini. Mampukan aku Tuhanku…..
Aku sangat merasa sendiri…sendiri…dan sendiri… Tuhan jangan tinggalkan aku….
Ternyata diam juga tidak selalu memecahkan masalah. Karena kejadian tersebut, suamiku mulai berubah perlahan-lahan. Mulai menjaga emosinya. Mulai menjaga kata-katanya. Walaupun tidak semuanya. Aku sangat berharap, ini semua bisa bertahan selama-lamanya…..
Mulai dari pengalaman “miscarriage”…aku heran aku lebih mudah jengkel, walaupun hanya dalam hati. Lebih cuek. Aku sendiri tidak tahu… Mengapa aku bisa berubah. Sepertinya lebih berani. Perasaanku lebih berani. Walaupun tetap diam. Tapi ketakutan berlebihan, seperti sudah tidak ada dalam hatiku. Walaupun masih ada sedikit…
Miscarriage, sangat membuat pap begitu kecewa dan sangat kuatir dengan kesehatanku. Seorang ayah, walaupun sejak dulu kita tidak begitu cocok, setelah keadaan sekarang yang begitu jauh di depan mata, begitu jauh sekali, terpisah laut dan samudera, ternyata bisa membuat dekat di hati. Terima kasih my dad, walaupun dulu aku sering merasa, engkau begitu jahat terhadap aku. Tapi, sekarang baru kurasakan, engkau sangat menyayangiku dan akupun merasakan aku sangat menyayangimu…I’m very very love u, my dad…….
Jika Anda menyukainya…please LIKE or SUKA klik aja yang ada tanda bintangnya…
Thank You
Aku turut berduka atas apa yang menimpamu? Semoga di kemudian hari kamu bisa hamil dan melahirkan anak sebagaimana yang kamu harapkan…